PROSES PENCIPTAAN ALAM SEMESTA
NAMA : CHARLOTTE EMMANUELLA LEANDER
KELAS : 1PA03
NPM : 11518522
MATKUL : MATEMATIKA DASAR & ILMU ALAMIAH
DASAR
DOSEN : APRILIA MAHARANI AYUNINGSIH
PROSES PENCIPTAAN ALAM SEMESTA
1. Enam (6) Masa proses penciptaan
alam semesta :
- Masa 1
Pada
Masa I, alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar yang disebut ”big
bang”, kira-kira 13,7 milyar tahun lalu. Bukti dari teori ini ialah adanya
radiasi kosmik di langit yang berasal dari semua arah. Big bang adalah
awal penciptaan ruang, waktu, dan materi. Materi awal Hidrogen. Hidrogen
menjadi bahan pembentuk bintang, dalam bahasa Al-Quran disebut dukhan. Awan
hidrogen itu berkondensasi sambil berputar dan memadat. Ketika temperatur
dukhan mencapai 20 juta derajat celcius, mulailah terjadi reaksi nuklir yang
membentuk Helium. Reaksi nuklir inilah yang menjadi sumber energi bintang
dengan mengikuti persamaan [E = mc2]. besarnya energi yang dipancarkan
sebanding dengan selisih massa (m) Hidrogen dan Helium.
Selanjutnya,
angin bintang menyembur dari kedua kutub bakal bintang itu (protostar),
menyebar dan menghilangkan debu yang mengelilinginya. Sehingga, selimut gas
yang tersisa berupa piringan, yang kemudian membentuk planet-planet. Awan
Hidrogen dan bintang-bintang terbentuk dalam kumpulan besar yang disebut
galaksi (Gambar 2).
Di
alam semesta galaksi sangat banyak membentuk struktur filamen (untaian) dan void
(rongga). Jadi, alam semesta yang kita kenal sekarang bagaikan kapas, terdapat
bagian yang kosong dan bagian yang terisi (Gambar 3).
Gambar
2. Galaksi yang terbentuk dari piringan bintang-bintang dan gas-gas
pembentuknya.
Gambar
3. Struktur filamen dari alam semesta yang bagaikan kapas.
- Masa 2
Masa II (Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya
[28]): pengembangan dan penyempurnaan.
Dalam
ayat 28 di atas terdapat kata ”meninggikan bangunan” dan “menyempurnakan”. Kata
”meninggikan bangunan” ditafsirkan dengan alam semesta yang mengembang,
sehingga galaksi-galaksi saling menjauh dan langit terlihat makin tinggi.
Ibaratnya sebuah roti kismis yang semakin mengembang, dengan kismis tersebut
dianggap sebagai galaksi. Jika roti tersebut mengembang maka kismis tersebut
pun akan semakin menjauh satu sama lain (Gambar 4).
gambar
4. Model roti kismis untuk menggambarkan mengembangnya alam semesta.
Mengembangnya
alam semesta sebenarnya adalah kelanjutan big bang. Jadi, pada dasarnya big
bang bukanlah ledakan dalam ruang (seperti meledaknya bom), melainkan proses
pengembangan ruang alam semesta secara cepat.
- Masa 3
Masa III (Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan
siangnya terang benderang [29): pembentukan
tata surya termasuk bumi.
Surat
An-Nazi’ayat 29 menyebutkan bahwa Allah menjadikan malam yang gelap gulita dan
siang yang terang benderang. Ayat tersebut dapat ditafsirkan sebagai penciptaan
matahari sebagai sumber cahaya dan Bumi yang berotasi, sehingga terjadi siang
dan malam. Pembentukan tata surya sama dengan proses pembentukan bintang
umumnya, dari dukhan, walau sudah tidak murni Hidrogen lagi.
- Masa 4
Masa IV (bumi sesudah itu dihamparkan-Nya [30]): Evolusi Bumi.
Penghamparan
yang disebutkan dalam ayat 30, dapat diartikan sebagai pembentukan superkontinen
Pangaea di permukaan Bumi yang kemudian terpisah-pisah menjadi beberapa benua.
Masa
III hingga Masa IV ini juga bersesuaian dengan Surat Fushshilat ayat 9 yang
artinya, “Katakanlah: ‘Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan
bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya?’ (Yang bersifat)
demikian itu adalah Rabb semesta alam”.
- Masa 5
Masa V (Ia memancarkan dari padanya mata airnya, dan
(menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya [31]): pengiriman air ke Bumi melalui
komet
Ayat
ini menceritakan mulai adanya air di bumi dan makhluk hidup yang pertama adalah
tumbuhan. Air di bumi, berdasarkan kajian astronomi tidak dihasilkan sendiri
oleh bumi, tetapi berasal dari komet yang menumbuk Bumi. Hal ini dibuktikan
dari rasio Deuterium dan Hidrogen pada air laut yang sama dengan rasio pada
komet. Deuterium adalah unsur Hidrogen yang massanya lebih berat daripada
Hidrogen pada umumnya.
- Masa 6
Masa VI (Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh [32]
(semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu
[33]): proses geologis serta lahirnya hewan dan manusia
Dalam
ayat 32 di atas, disebutkan “…gunung-gunung dipancangkan dengan teguh.”
Artinya, gunung-gunung terbentuk setelah penciptaan daratan, pembentukan lautan
air, dan munculnya tumbuhan pertama. Gunung-gunung terbentuk dari interaksi
antar lempeng ketika superkontinen Pangaea mulai terpecah. Kemudian, setelah
gunung mulai terbentuk, terciptalah hewan dan akhirnya manusia sebagaimana
dalam suatu. Jadi, usia manusia relatif masih sangat muda dalam skala waktu
geologi.
2. Menyingkap Rahasia Alam Semesta
Dalam Al Quran, manusia diseru untuk merenungi berbagai kejadian dan benda alam, yang dengan jelas memberikan kesaksian akan keberadaan dan keesaan Allah beserta sifat-sifat-Nya. Dalam Al Quran, segala sesuatu yang memberikan kesaksian ini disebut "tanda-tanda", yang berarti "bukti yang teruji kebenarannya, pengetahuan mutlak, dan pernyataan kebenaran." Jadi, tanda-tanda kebesaran Allah terdiri atas segala sesuatu di alam semesta ini yang memperlihatkan dan menyampaikan keberadaan dan sifat-sifat Allah. Orang-orang yang dapat mengamati dan senantiasa ingat akan hal ini akan memahami bahwa seluruh jagat raya tersusun hanya dari tanda-tanda kebesaran Allah.
3. THE BEGINNING OF THE UNIVERSE
(STEPHEN W. HAWKING; THE THEORY OF EVERYTHING)
Permulaan alam semesta, tentu saja, sudah lama
didiskusikan. Menurut sejumlah kosmologi awal dalam tradisi Yahudi / Kristen /
Muslim, alam semesta dimulai pada waktu yang terbatas dan tidak terlalu jauh di
masa lalu. Salah satu argumen untuk permulaan seperti itu adalah perasaan bahwa
perlu memiliki sebab pertama untuk menjelaskan keberadaan alam semesta.
Argumen lain dikemukakan oleh St. Augustine dalam
bukunya, The City of God. Dia menunjukkan bahwa peradaban sedang mengalami
kemajuan, dan kita ingat siapa yang melakukan perbuatan ini atau mengembangkan
teknik itu. Jadi manusia, dan mungkin juga alam semesta, tidak mungkin ada
selama itu. Karena kalau tidak, kita akan mengalami kemajuan lebih dari yang
kita miliki.
St. Agustinus menerima tanggal sekitar 5000 SM. untuk
penciptaan alam semesta menurut kitab Kejadian. Sangat menarik bahwa ini tidak
jauh dari akhir Zaman Es terakhir, sekitar 10.000 SM, yang merupakan saat
peradaban benar-benar dimulai. Sebaliknya, Aristoteles dan sebagian besar
filsuf Yunani lainnya tidak menyukai gagasan penciptaan karena terlalu banyak
campur tangan ilahi. Karena itu, mereka percaya bahwa ras manusia dan dunia di
sekitarnya telah ada, dan akan ada, untuk selamanya. Mereka sudah
mempertimbangkan argumen tentang kemajuan, yang dijelaskan sebelumnya, dan
menjawabnya dengan mengatakan bahwa telah terjadi banjir berkala atau bencana
lain yang berulang kali membuat umat manusia kembali ke awal peradaban.
Ketika kebanyakan orang percaya pada alam semesta yang
pada dasarnya statis dan tidak berubah, pertanyaan apakah itu memiliki awal
atau tidak adalah benar-benar salah satu dari metafisika atau teologi. Orang
bisa menjelaskan apa yang diamati. Entah alam semesta telah ada selamanya, atau
ia digerakkan pada waktu yang terbatas sedemikian rupa sehingga seolah-olah
telah ada selamanya. Tetapi pada tahun 1929, Edwin Hubble membuat pengamatan
penting bahwa di mana pun Anda melihat, bintang-bintang jauh bergerak cepat
menjauh dari kita. Dengan kata lain, alam semesta mengembang. Ini berarti bahwa
pada waktu-waktu sebelumnya objek akan lebih dekat bersama. Bahkan, tampaknya
ada suatu masa sekitar sepuluh atau dua puluh ribu juta tahun yang lalu ketika
mereka semua berada di tempat yang persis sama.
Penemuan ini akhirnya membawa pertanyaan tentang
permulaan alam semesta ke ranah sains. Pengamatan Hubble menunjukkan bahwa ada
waktu yang disebut big bang ketika alam semesta sangat kecil dan, karenanya,
sangat padat. Jika ada peristiwa lebih awal dari waktu ini, maka mereka tidak
dapat memengaruhi apa yang terjadi pada saat ini. Keberadaan mereka dapat
diabaikan karena tidak memiliki konsekuensi pengamatan.
Orang mungkin mengatakan bahwa waktu memiliki
permulaan pada big bang, dalam arti bahwa masa-masa sebelumnya tidak dapat
didefinisikan. Harus ditekankan bahwa permulaan waktu ini sangat berbeda dari
yang telah dipertimbangkan sebelumnya. Di alam semesta yang tidak berubah,
permulaan waktu adalah sesuatu yang harus dipaksakan oleh beberapa makhluk di
luar alam semesta. Tidak ada keharusan fisik untuk permulaan. Orang dapat
membayangkan bahwa Tuhan menciptakan alam semesta secara harfiah kapan saja di
masa lalu. Di sisi lain, jika alam semesta mengembang, mungkin ada alasan fisik
mengapa harus ada permulaan. Orang masih bisa percaya bahwa Tuhan menciptakan
alam semesta pada saat big bang. Dia bahkan bisa membuatnya di lain waktu
sedemikian rupa agar terlihat seolah-olah ada ledakan besar. Tetapi tidak ada
artinya untuk menganggap bahwa itu diciptakan sebelum big bang. Alam semesta
yang mengembang tidak menghalangi seorang pencipta, tetapi ia menempatkan
batasan kapan Ia mungkin melakukan pekerjaannya.
KESIMPULAN
Proses terbentuknya alam semesta terjadi dengan 6
masa, dimana ke enam masa itu mempunyai peristiwa dan penjelasan yang cukup
menarik. Sampai sekarang teori bigbang
masih menjadi teori paling masuk akal untuk saat ini. Begitu juga menurut buku the theory of everything by Stephen W
Hawking, orang masih bisa percaya bahwa Tuhan menciptakan alam semesta pada
saat big bang. Tetapi tidak ada artinya untuk menganggap bahwa itu diciptakan
sebelum big bang. Orang dapat membayangkan bahwa Tuhan menciptakan alam semesta
secara harfiah kapan saja di masa lalu. Di sisi lain, jika alam semesta
mengembang, mungkin ada alasan fisik mengapa harus ada permulaan.
SUMBER REFERENSI :
2. https://www.pdfdrive.com/the-theory-of-everythingpdf-e24444751.html
3.https://pakdenono.com/harun_yahya/4%20ebook%20Menyingkap%20Rahasia%20Alam%20Semesta/4%20ebook_Menyingkap%20Rahasia%20Alam%20Semesta.htm
Comments
Post a Comment